SELAMAT DATANG DI BLOG IKAPPI (IKATAN ALUMNI PONDOK PESANTREN IBADURRAHMAN)DAN SELALU IKUTI PERKEMBANGAN KAMI DI BLOG INI _SEMOGA SUKSES SELALU UNTUK KITA_

Jumat, 04 Januari 2013

0 Filosofi Manusia Dalam Ilmu Shorof (Tsulatsi Mujarrod) – Drs. KH. Achmad Zawawi


  Seperti yang kita ketahui bersama dalam Tsulatsi Mujarrod
(ilmu shorof) terdapat dua bina yaitu Shahih dan Mu’tal.
Namun dalam tulisan ini, penulis tidak akan menjelaskan sebagaimana
mestinya tentang kedua bina tersebut akan tetapi bagai mana kedua bina
tersebut ketika diapresiasikan dalam konteks kehidupan umat manusia.
Adapun mengenai tulisan ini, penulis sadur berdasarkan apa yang telah
dipaparkan oleh seorang Ustadz (Drs. KH. Achmad Zawawi) kepada penulis.
Menurutnya juga dalam hal ini, selayaknya umat manusia berpegang teguh
pada konsep bina shahih dan menghindari bina mu’tal.
Adapun secara rincinya mengenai pemaparan beliau sebagaimana dibawah
ini.
  1. الصحيح sebagai bina pertama yang diartikan benar

Bahwasannya ketika menimbang kata benar , yang tersusun dari
huruf B E N A R dan mengespresikan- nya dalam perbuatan, misalnya dalam
berkata harus benar sesuai dengan fakta yang terjadi, niscaya akan dicap
sebagai orang yang shidiq dan mendapatkan kepercayaan dari orang
banyak.

Selanjutnya mengenai bina shahih ini terbagi menjadi tiga bentuk
yaitu :
  • سلم yang berarti selamat.

Maksudnya, sebagai manusia sudah selayaknya kita menjaga dan
menyelamatkan diri dari hal-hal yang buruk dan tercela agar termasuk
dalam orang yang selamat dunia dan akhirat.
  • مهموز mengenai hal ini, mahmuz sendiri terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
    • مهموز الفاء yang dicontohkan dalam kata أخذ yang mempunyai arti mengambil.

Dalam hal ini, kita harus mengaktifkan seluruh panca indra kita
(khowasul khomsah) dalam mengambil hal-hal yang baik dan bermanfaat
untuk mencapai kesempurnaan yang maksimal. Misalnya mata, kita gunakan
untuk melihat sesuatu yang bermanfaat dan mengandung ilmu.
  • مهموز العين dicontohkan pada kata سأل yang berarti bertanya.

Dalam kata ini, terdapat sebuah filosofi kehidupan yang tidak
kalah penting yaitu selalu mencari hal yang baru untuk maju. Dan selalu
bertanya. Karna dengan bertanya, dapat membuka pintu keilmuan dan
pengalaman yang lebih besar.
  • مهموز اللام contohnya قرأ yang berarti Membaca.

Adapun filosofi dari  مهموز اللام ini adalah sebagai pelengkap
dari bagian sebelumnya yaitu مهموز الفاء dan مهموز العين, yang mana
keduanya tidak akan bermakna secara maksimal tanpa adanya  مهموز اللام.
Adapun melengkapi kedua makna diatas yakni dengan membaca. Karna dengan
membaca tidak hanya memperkuat dalil atau sandaran juga memperluas
pengetahuan segala sesuatu.
  • مضعف berarti mengagandakan atau disnisbatkan pada kata memperuntungkan, yang jelasnya adalah keuntungan.

Adapun makna filosofinya adalah bagi siapa saja yang ingin
mendapatkan keuntungan, selayaknya ia menjalankan semua filosofi yang
terkandung dalam bina shahih ini. Maka insyaallah perjalanan
hidupnya akan penuh warna dan keridhan Allah swt.  

2. Bina yang kedua adalah معتل

Yang mana secara kebahasaan arti dari mu’tal adalah I’llah
atau alasan yang dimaksudkan pada pembelaan diri dari syariat ataupun
norma yang berlaku. Oleh karena itu janganlah sekali-kali mencari
ataupun berhadapan dengan mu’tal ini, karna dapat membahayakan
diri pada akhirnya kelak. Adapun huruf mu’tal yang semestinya dijauhi
terdiri dari tiga huruf ( أ .. ي dan و ) yang terkumpul dalam kata Ayu
.
 Sedangkan filosofi dari kata ayu sendiri adalah sesosok wanita
yang menggoda dan selalu mengganggu kaum Adam yang hendak menuju jalan
Allah. Oleh karena hindarilah ayu tersebut.

Sedangkan bina mu’tal sendiri terbagi menjadi 4 bagian yaitu
:
  • Pertama مثال (mitsal) yang dicontohkan pada kata وعد yang memiliki arti berjanji.

Adapun filosofinya ditinjau dari mayoritas umat manusia yang
acapkali berjanji dengan ucapan yang manis akan tetapi mengingkarinya
(berkhianat). Oleh karena itu tepatilah janji yang telah diikrarkan baik
pada diri sendiri, orang lain dan terlebih lagi pada Allah swt, niscaya
termasuk golongan orang yang slaim.
  • Kedua اجواف (ajwaf) yang diaplikasikan dalam contoh قال yang berarti berkata.

Sedangkan filosofi yang terkandung dalam ajwaf yang
diwakili kata قال ini adalah manusia yang banyak bicara dan tidak
menyadari bahwasannya lidah yang tak bertulang itu adalah
sebuah senjata yang mematikan baik bagi dri sendiri maupun orang lain.
Disamping itu, mereka yang banyak bicara, ucapannya identik dengan
sebuah pribahasa tong kosong nyaring bunyinya atau tidak sesuai
dengan fakta yang ada. Oleh karena itu wahai para ikhwah! Jagalah lisan
kalian dari perkataan dusta dan tiada bermakna baik pada diri sendiri
maupun orang lain.
  • Yang ketiga ناقص (naqis) yang dicontohkan pada kata جرى yang berarti lari.

Sedangkan filosofi yang terkandung di dalamnya adalah mereka
yang pengecut lari dari kenyataan hidup serta tidak berani bertanggung
jawab atas apa yang telah dilakukannya.

Apabila dikaitkan dengan bagian yang pertama dan kedua (naqis dan
ajwaf), maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari manusia ketika
berjanji lalu mengingkarinya dikarenakan perasaan takut ataupun malu,
kemudian ia membuat pernyataan yang palsu dan ketika semua orang dari
pada kedustaannya, ia lari meninggalkan semuanya. Padahal itu adalah
akibat kesalahannya sendiri.
  • Sedangakan yang terakhir yaitu لفيف yang dikontekkan pada bahasa Indonesia yaitu melipat.

Adapun filosofinya bagi siapa saja yang perjalanan hidupnya
identik dengan bina mu’tal ini, harus dilipat-lipat dan dikubur
rapat-rapat dalam sumur yang dalam dan digalih lagi sedalam-dalamnya.

original post : https://www.facebook.com/groups/241792954057/doc/10151045436574058/

0 komentar:

 

ikappi Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates